Büyük Taklit Mercii
   Biografi
   Karya
   Hukum dan Fatwa
   Akidah
   Pesan-pesan
   Perpustakaan Fiqih
   Karya Putra Beliau
   Galeri

   E-Mail Listing:


 

TAUHID

Tauhid termasuk rukun pertama dari Ushuluddin. Tauhid adalah meyakini bahwa Tuhan semesta alam adalah Esa. Ia tidak tersusun dari bagian dan sifat-sifat(-Nya).

Kami akan menyebutkan sebagian argumentasi mengenai hal ini.

Ketika kita memperhatikan seluruh makhluk yang berada di alam semesta ini, kita akan memahami bahwa di dalamnya terdapat sebuah keteraturan khusus yang mendominasinya. Meskipun di antara spisies makhluk tersebut terdapat perbedaan dan kontradiksi yang nyata, serta memiliki perbedaan dalam segi kualitas dan kuantitas, akan tetapi mereka semua saling memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, layaknya anggota badan, dan diatur oleh satu sistem dan undang-undang.

Jelas bahwa kesatuan sistem dan susunan yang khas ini tidak akan terealisasikan kecuali dengan keesaan pencipta. Di dalam al-Quran Allah berfirman:

وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَ لَعَلاَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ

“Dan tidak terdapat tuhan lain bersama-Nya. Jika demikian, niscaya setiap tuhan akan pergi membawa ciptaannya (ke suatu tempat tersendiri dan ia akan mengaturnya) dan sebagian dari mereka akan lebih tinggi dari lainnya.”[1]

Dengan kata lain, meskipun seluruh makhluk alam semesta ini memiliki bentuk yang beraneka-ragam dan hakikat yang berbeda, akan tetapi mereka mengikuti satu aturan, dan setiap dari mereka sesuai dengan kemampuan wujudnya menempuh jalannya masing-masing. Atas dasar ini, mereka terjaga dari kehancuran dan kerusakan. Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali dengan adanya keesaan pencipta mereka.

Di dalam al-Quran Allah telah mengisyaratkan kepada argumentasi ini seraya berfirman:

لَوْ كَانَ فِيْهِمَا آلِهَةٌ إِلاَّ اللهَ لَفَسَدَتَا

“Seandainya di dalam langit dan bumi itu terdapat tuhan-tuhan selain Allah, niscaya keduanya akan hancur berantakan.”[2]

Ya! Dengan merenungkan diri sendiri, seluruh binatang yang bernyawa, pegunungan, padang sahara, hutan, lautan, bumi, langit, matahari, bintang-gumintang, siang dan malam, pergantian musim dalam setahun ... dan keteraturan yang mendominsainya, kita akan yakin bahwa seluruh alam semesta ini dengan sistemnya yang teratur dan menakjubkan itu adalah ciptaan seorang Pencipta Yang Maha Esa dan tak bersekutu. Ia telah bersaksi atas keesaan diri-Nya dalam firman-Nya:

شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ

“Allah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Ia.”[3]

Ia juga telah menyifati diri-Nya dengan keesaan dan ketidakbersekutuan seraya berfirman:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ * قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ * اَللهُ الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang * Katakanlah: ‘Ia adalah Allah Maha Esa * Allah yang tidak membutuhkan kepada selain-Nya dan selain-Nya membutuhkan kepada-Nya * Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan * Dan tiada seorang pun yang serupa dengan-Nya.”

Amirul Mukminin Ali as pernah berpesan kepada putra beliau, Imam Hasan as:

وَ اعْلَمْ يَا بُنَيَّ أَنَّهُ لَوْ كَانَ لِرَبِّكَ شَرِيْكٌ لَأَتَتْكَ رُسُلُهُ وَ لَرَأَيْتَ آثَارَ مُلْكِهِ وَ سُلْطَانِهِ وَ لَعَرَفْتَ أَفْعَالَهُ وَ صِفَاتِهِ، وَ لَكِنَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ كَمَا وَصَفَ نَفْسَهُ

“Wahai putraku! Ketahuilah jika Tuhanmu memiliki sekutu, para utusannya juga pasti datang kepadamu, engkau akan melihat tanda-tanda kerajaan dan kekuasaannya dan mengenal pekerjaan dan sifat-sifatnya. Akan tetapi, Ia adalah Tuhan Yang Maha Esa seperti Ia telah menyifati diri-Nya.”[4]

Ya! Alam semesta ini memiliki Pencipta Yang Maha Esa, Maha Bijkasana dan Maha Kuasa. Seluruh wujud, kekekalan dan perputaran alam semesta ini berasal dari-Nya. Tidak satu pun makhluk yang dapat keluar dari kekuasaan-Nya, dan Ia adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ia tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Ia tidak terbentuk dari materi. Ia adalah Maha Tunggal dan Maha Tak Terbatas. Ia mengetahui segala sesuatu. Ia menguasi seluruh alam semesta. Ia ada dan akan selalu ada.


[1] Surah al-Mu`minun: 91.
[2] Surah al-Anbiya`: 22.
[3] Surah Ali ‘Imran: 18.
[4] Nahjul Balâghah, Shubhi Salih, surat ke-31.